Pasangan yang dewasa dan lillahi ta'ala, tentunya akan senantiasa bersiap siaga dengan berbagai varian cobaan dari sang Maha Kuasa. Termasuk ketika Allah menguji kita dengan 'melesetnya' sesuatu yang diharapkan. :)
Semua manusia, tentu menginginkan segala yang sifatnya ideal. Hmm, kalo bisa ... mendekati sempurna. Bahkan, kadang lupa menyiapkan kelapangan jiwa bila yang terjadi jauh dari mimpi.
**
Adalah kekaguman saya kepada para orang tua yang berbahagia kala Allah anugerahkan ananda yang 'istimewa.'
Tetap bersyukur, bershabar, menerima, merawat, dan mendidik buah hati mereka dengan paripurna.
Sebab, tak jarang orang tua (entah salah satu atau keduanya) yang jatuh terperosok ke jurang kekecewaan mendalam. Walhasil, sang anak malah diratapi. Tak mampu, tak mau menerima kenyataan di hadapan.
Ada pula yang terang-terangan tak mau merawat, sehingga amanah Allah ini diabaikan begitu saja.
Dibuang, ditinggalkan .... :(
**
Awal Ramadhan lalu, saya menonton sebuah tayangan. Lupa judulnya. Yang pasti menyuguhkan kehidupan 'para tokoh yang terlupakan.'
Mungkin mereka tak hits di dunia, namun termasyur di area langit di antara jajaran para malaikat.
Terkisah seorang ibu, yang rela mendedikasikan hidupnya untuk menampung anak-anak berkebutuhan khusus. Entah karena kesulitan ekonomi atau karena memang dibiarkan begitu saja.
Menyediakan rumah singgah yang berguna sebagai tempat bernaung, mengenyam pendidikan, pelatihan keterampilan, serta pengajaran kecakapan hidup sehari-hari.
Mantap! Beliau amat tulus lakukan itu semua. Terbukti dari respon anak-anak yang sangat sayang kepadanya.
Sang founder hanya berharap, semoga apa yang beliau lakukan bisa menjadi tabungan amalan sebelum menutup usia.
**
Then, kekaguman saya kepada sepasang pasutri muda saat scroll di laman instagram. Pasangan yang cantik dan tampan, namun Allah uji dengan buah hati yang mengidap Pfeiffer Syndrome type 2. *googling aja. Secara fisik, pengidap penyakit ini sudah nampak keunikannya.
Sekilas, saya tak menyangka jika mereka sebegitu ketje-nya dalam merawat sang buah hati tercinta. Performa mereka sungguh stylish, modest, kekiniian abis.
Dan inilah yang saya maksud di awal tulisan, pasangan yang DEWASA dan insya Allah lillahi ta'ala.
Saya terharu atas cara mereka memperlakukan puterinya. Totalitas. Tak pernah merasa bahwa anak mereka berbeda. Terlebih dalam panggilan kesayangan, mereka kerap memberikan panggilan yang baik dan indah. "Si cantik, si pintar ..." dan afirmasi positif lainnya.
**
So, bagi orang tua yang masiiih saja hobi membanding-bandingkan anaknya, bisa belajar dari mas (doddy)-mbak (Illona) ini kali, ya.
Pasangan muda yang hatinya bisa seluaaaas samudera ....
Anak kurang ini, kurang itu, dsb.
Padahal, bisa jadi ... ortu belum bisa menemukan potensi emas anaknya.
Setiap anak adalah unik, punya perannya masing-masing di dunia. Mereka adalah amanah, mereka sungguh berharga ....
**